Pendahuluan
Jamur sagu merupakan salah satu
jenis jamur edibel yang tumbuh liar pada ampas sagu. Morfologi jamur sagu menyerupai jamur merang
(Volvariella volvacea) memiliki organ yang disebut Volvas sebagai
penciri jamur dari genus Volvariella. Sampai saat ini
jamur sagu masih disebut Volvariella sp. karena
belum dilakukan identifikasi secara
menyeluruh.
Karakteristik Jamur Sagu
Bentuk dan morfologi jamur sagu
yang ditemukan di Kabupaten Yapen, Desa Warari hanya satu jenis yang merupakan
genus dari Volvariella sp. Penampilan morfologi jamur sagu asal Kabupaten Yapen yang tumbuh secara alami dan
pengujian budidaya disajikan pada Gambar 1.
Barahima et al. (2011)
melaporkan bahwa jamur sagu memiliki struktur tubuh buah yang cukup besar.
Panjang stipe antara 7,5-12,5 cm dengan rata-rata 10,5 cm, diameter stipe
antara 0,3-0,7 cm dengan rata-rata 0,44 cm, diameter pileus (tudung)
antara 8-12 cm dengan rata-rata 10,1 cm. Jamur edible lain yang memiliki
kemiripan dengan jamur sagu yaitu V. Volvacea dan V. gloiocephala.
Warna pileus jamur sagu terbagi
menjadi tiga bagian yaitu lingkaran bagian dalam berwarna hitam, lingkaran
bagian tengah berwarna abu-abu, dan lingkaran bagian luar berwarna krem.
Jamur sagu juga memiliki Volvas
yaitu selaput yang membungkus bagian pangkal stipe. Volvas jamur sagu berwarma
krem keputihan dan menyerupai selaput (Gambar 1). Jamur sagu yang ditemukan di
Desa Warari Kecamatan Yapen Selatan, Kabupaten Yapen memiliki bentuk spora
bulat sampai bulat lonjong. Ukuran panjang spora antara 5-10 μm dengan
rata-rata 7,8 μm, diameter spora antara 5-7,5 μm dengan rata-rata 5,5 μm, dan
spora berwarna kuning mengkilap. Ukuran spora jamur sagu sedikit lebih kecil
dibanding dengan spora jamur merang.
Potensi Pengembangan Jamur Sagu di Kabupaten Sorong Selatan
Kabupaten Sorong Selatan memiliki potensi hutan sagu yang melimpah. Proses pemerasan sagu untuk memperoleh aci yang menghasilkan limbah ampas sagu belum banyak dimanfaatkan sebagai media tumbuh untuk budidaya jamur sagu.
Selain di Kabupaten Yapen, Sorong Selatan juga memiliki potensi jamur sagu. Hasil uji pendahuluan menunjukkan jamur sagu dapat tumbuh pada kompos ampas sagu yang dicampur batu kapur. Walaupun demikian upaya pengujian dan perbaikan kualitas nutrisi kompos ela sagu yang baik untuk media tumbuh jamur sagu perlu terus diakukan.
Sumber Pustaka :
Barahima A., Listyorini F H., dan
Martanto E A. 2011. Karakteristik Jamur
Sagu (Volvariella
sp.)
Endemik Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173.
Training Manual on Mushroom Cultivation Technolog Asian and Pacific Centre for
Agricultural Engineering and
Machinery (APCAEM) .
A-7/F, China International Science and
Technology
Convention centre