ILMU DAN KARYA

ILMU & KARYA UNTUK KESEJAHTERAAN

03 May 2015

Mengenal Jamur Sagu (Volvariella sp)

Pendahuluan

Jamur sagu merupakan salah satu jenis jamur edibel yang tumbuh liar pada ampas sagu.  Morfologi jamur sagu menyerupai jamur merang (Volvariella volvacea) memiliki organ yang disebut Volvas sebagai penciri jamur dari genus Volvariella. Sampai saat ini jamur sagu masih disebut Volvariella sp. karena belum  dilakukan identifikasi secara menyeluruh.

Karakteristik  Jamur Sagu

Bentuk dan morfologi jamur sagu yang ditemukan di Kabupaten Yapen, Desa Warari hanya satu jenis yang merupakan genus dari Volvariella sp. Penampilan morfologi jamur sagu asal  Kabupaten Yapen yang tumbuh secara alami dan pengujian budidaya disajikan pada Gambar 1.
Barahima et al. (2011) melaporkan bahwa jamur sagu memiliki struktur tubuh buah yang cukup besar. Panjang stipe antara 7,5-12,5 cm dengan rata-rata 10,5 cm, diameter stipe antara 0,3-0,7 cm dengan rata-rata 0,44 cm, diameter pileus (tudung) antara 8-12 cm dengan rata-rata 10,1 cm. Jamur edible lain yang memiliki kemiripan dengan jamur sagu yaitu V. Volvacea dan V. gloiocephala.
Warna pileus jamur sagu terbagi menjadi tiga bagian yaitu lingkaran bagian dalam berwarna hitam, lingkaran bagian tengah berwarna abu-abu, dan lingkaran bagian luar berwarna krem. 
Jamur sagu juga memiliki Volvas yaitu selaput yang membungkus bagian pangkal stipe. Volvas jamur sagu berwarma krem keputihan dan menyerupai selaput (Gambar 1). Jamur sagu yang ditemukan di Desa Warari Kecamatan Yapen Selatan, Kabupaten Yapen memiliki bentuk spora bulat sampai bulat lonjong. Ukuran panjang spora antara 5-10 μm dengan rata-rata 7,8 μm, diameter spora antara 5-7,5 μm dengan rata-rata 5,5 μm, dan spora berwarna kuning mengkilap. Ukuran spora jamur sagu sedikit lebih kecil dibanding dengan spora jamur merang.

Potensi Pengembangan Jamur Sagu   di Kabupaten  Sorong Selatan

Kabupaten Sorong Selatan memiliki potensi hutan sagu yang melimpah.  Proses pemerasan sagu untuk memperoleh aci yang menghasilkan limbah ampas sagu  belum banyak dimanfaatkan sebagai media tumbuh untuk budidaya jamur sagu. 
Selain di Kabupaten Yapen, Sorong Selatan juga memiliki potensi jamur sagu. Hasil uji pendahuluan menunjukkan jamur sagu dapat tumbuh pada kompos  ampas sagu yang dicampur batu kapur. Walaupun demikian upaya pengujian dan perbaikan kualitas nutrisi kompos  ela sagu yang baik untuk media tumbuh jamur sagu perlu terus diakukan.



Sumber  Pustaka :
Barahima A., Listyorini F H., dan Martanto E A. 2011.  Karakteristik Jamur Sagu (Volvariella sp.) Endemik Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173.
Training Manual on Mushroom Cultivation Technolog Asian and Pacific Centre for Agricultural Engineering and Machinery (APCAEM) .  A-7/F, China International Science and Technology Convention centre