Akademi
Komunitas Negeri Sorong Selatan memiliki 3 program studi vokasi level diploma II yaitu Program Studi Budidaya Tanaman Sagu, Agribisnis dan
Agroindustri. Dalam proses pendidikan, tiap program studi menerapkan sistem kurikulum agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan sesuai standar
kompetensi pada tiap mata kuliah.
ILMU DAN KARYA
17 December 2015
15 December 2015
BERBURU CALON MAHASISWA
Dalam tulisan ini, pengelola AKNESS sedikit berbagi cerita kepada para pembaca. Akness adalah
singkatan dari Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan. Akademi ini didirikan pada tahun 2014, dan merupakan program kerjasama Pemda Kabupaten Sorong Selatan dengan
Universitas Papua.
14 December 2015
Melukis Dusun Sagu, Membuat Pohon Natal dari bahan Tanaman Sagu
Dusun sagu adalah symbol
budaya masyarakat Papua. Dusun sagu memiliki banyak peran dan fungsi, baik
sebagai sumber pangan namun juga sebagai buffer ekosistem. Pemahaman akan peran dan fungsi dusun sagu
perlu ditanamkan sejak usia dini.
Penyerahan Penghargaan Universitas Papua kepada Bupati Sorong Selatan, Drs. Otto Ihalauw, MA.
Kampus Akademi Komunitas
Negeri Sorong Selatan kini telah berjalan selama 3 semester. Sejak didirikan
pada tahun 2014, keberadaan kampus
Akness mulai menunjukkan perkembangan. Pendirian Kampus merupakan bagian dari program
kerjasama pemerintah Kabupaten Sorong Selatan dengan Universitas Papua. Program
ini bertujuan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) melalui program pendidikan
vokasi.
Upaya ini tidak lepas dari
usaha dan komitmen Bupati Sorong Selatan (Drs. Otto Ihalauw, MA). Sebagai
bentuk apresiasi Universitas Papua kepada Bupati Sorong Selatan, Rabu,
11 November 2015, dilaksanakan kegiatan acara ramah tamah dan penyerahan
penghargaan dari Universitas Papua
kepada Bupati Sorong Selatan. Penyerahan
ini dilakukan langsung oleh Pj. Rektor Unipa, Dr.Ir. Onesimus Yoku, MS,
didampingi Wakil Rektor II (Ir. Paulus Chadikun, M.Si) dan Wakil Rektor IV (Ir.
Budianto, MS).
Sagu dalam Kehidupan Masyarakat Papua. Kuliah Umum oleh Drs. Tonce W Krenak di Kampus Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan
Drs.
Wolas T Krenak, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat, memberikan
kuliah umum bagi mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan. Dalam
penyampaian materinya, dijelaskan bahwa, tanaman sagu merupakan salah satu
potensi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman ini mampu
menampung pati dalam batangnya. Rata-rata daya tampung pati dalam batang
sagu dapat mencapai 700-900 kg.
Tanaman
sagu identik dengan budaya masyarakat Papua. Kabupaten Sorong Selatan merupakan
salah satu wilayah yang memiliki potensi tanaman sagu. Potensi ini
merupakan anugerah dan berkat yang Tuhan berikan kepada masyarakat Papua.
Bagi masyarakat Papua, terlebih khusus masyarakat Sorong Selatan, tanaman
sagu memiliki peran penting dalam pemenuhan kehidupan hidup. Pati tanaman sagu
adalah sumber karbohidrat, daunnya dapat digunakan sebagai atap, untuk beberapa
jenis sagu tertentu, masyarakat menggunakan tulang daunnya sebagai anak
panah. Bagian pelepah daun digunakan sebagai alat bantu dalam proses peramasan
pati sagu.
Di
wilayah Sorong Selatan, tiap marga memiliki dusun sagu. Dusun sagu ini kemudian
dimanfaatkan tidak hanya sebagai sumber pati, namun juga merupakan tempat untuk
melakukan perburuan, baik itu berburu babi hutan, kasuari, ulat sagu dan jenis
hewan liarnya yang dijadikan sebagai bahan pangan sumber protein.
Selain
sumber pati dan hewan buruan, dusun sagu juga merupakan sumber sayuran,
beberapa jenis tanaman tertentu adalah jenis sayuran yang biasanya dipanen oleh
masyarakat sebagai bahan pangan. Jenis sayuran tersebut antara lain pakis
(jenis tanaman paku-pakuan), genemo, dan beberapa jenis tanaman sayuran lainnya
(HT).
Mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan |
Proses Peramasan Aci Sagu oleh Masyarakat di Kampung Nakna, Sorong Selatan |
03 May 2015
Mengenal Jamur Sagu (Volvariella sp)
Pendahuluan
Jamur sagu merupakan salah satu
jenis jamur edibel yang tumbuh liar pada ampas sagu. Morfologi jamur sagu menyerupai jamur merang
(Volvariella volvacea) memiliki organ yang disebut Volvas sebagai
penciri jamur dari genus Volvariella. Sampai saat ini
jamur sagu masih disebut Volvariella sp. karena
belum dilakukan identifikasi secara
menyeluruh.
Karakteristik Jamur Sagu
Bentuk dan morfologi jamur sagu
yang ditemukan di Kabupaten Yapen, Desa Warari hanya satu jenis yang merupakan
genus dari Volvariella sp. Penampilan morfologi jamur sagu asal Kabupaten Yapen yang tumbuh secara alami dan
pengujian budidaya disajikan pada Gambar 1.
Barahima et al. (2011)
melaporkan bahwa jamur sagu memiliki struktur tubuh buah yang cukup besar.
Panjang stipe antara 7,5-12,5 cm dengan rata-rata 10,5 cm, diameter stipe
antara 0,3-0,7 cm dengan rata-rata 0,44 cm, diameter pileus (tudung)
antara 8-12 cm dengan rata-rata 10,1 cm. Jamur edible lain yang memiliki
kemiripan dengan jamur sagu yaitu V. Volvacea dan V. gloiocephala.
Warna pileus jamur sagu terbagi
menjadi tiga bagian yaitu lingkaran bagian dalam berwarna hitam, lingkaran
bagian tengah berwarna abu-abu, dan lingkaran bagian luar berwarna krem.
Jamur sagu juga memiliki Volvas
yaitu selaput yang membungkus bagian pangkal stipe. Volvas jamur sagu berwarma
krem keputihan dan menyerupai selaput (Gambar 1). Jamur sagu yang ditemukan di
Desa Warari Kecamatan Yapen Selatan, Kabupaten Yapen memiliki bentuk spora
bulat sampai bulat lonjong. Ukuran panjang spora antara 5-10 μm dengan
rata-rata 7,8 μm, diameter spora antara 5-7,5 μm dengan rata-rata 5,5 μm, dan
spora berwarna kuning mengkilap. Ukuran spora jamur sagu sedikit lebih kecil
dibanding dengan spora jamur merang.
Potensi Pengembangan Jamur Sagu di Kabupaten Sorong Selatan
Kabupaten Sorong Selatan memiliki potensi hutan sagu yang melimpah. Proses pemerasan sagu untuk memperoleh aci yang menghasilkan limbah ampas sagu belum banyak dimanfaatkan sebagai media tumbuh untuk budidaya jamur sagu.
Selain di Kabupaten Yapen, Sorong Selatan juga memiliki potensi jamur sagu. Hasil uji pendahuluan menunjukkan jamur sagu dapat tumbuh pada kompos ampas sagu yang dicampur batu kapur. Walaupun demikian upaya pengujian dan perbaikan kualitas nutrisi kompos ela sagu yang baik untuk media tumbuh jamur sagu perlu terus diakukan.
Sumber Pustaka :
Barahima A., Listyorini F H., dan
Martanto E A. 2011. Karakteristik Jamur
Sagu (Volvariella
sp.)
Endemik Papua. Jurnal Natur Indonesia. 13(2): 168-173.
Training Manual on Mushroom Cultivation Technolog Asian and Pacific Centre for
Agricultural Engineering and
Machinery (APCAEM) .
A-7/F, China International Science and
Technology
Convention centre
Subscribe to:
Posts (Atom)