Drs.
Wolas T Krenak, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat, memberikan
kuliah umum bagi mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan. Dalam
penyampaian materinya, dijelaskan bahwa, tanaman sagu merupakan salah satu
potensi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman ini mampu
menampung pati dalam batangnya. Rata-rata daya tampung pati dalam batang
sagu dapat mencapai 700-900 kg.
Tanaman
sagu identik dengan budaya masyarakat Papua. Kabupaten Sorong Selatan merupakan
salah satu wilayah yang memiliki potensi tanaman sagu. Potensi ini
merupakan anugerah dan berkat yang Tuhan berikan kepada masyarakat Papua.
Bagi masyarakat Papua, terlebih khusus masyarakat Sorong Selatan, tanaman
sagu memiliki peran penting dalam pemenuhan kehidupan hidup. Pati tanaman sagu
adalah sumber karbohidrat, daunnya dapat digunakan sebagai atap, untuk beberapa
jenis sagu tertentu, masyarakat menggunakan tulang daunnya sebagai anak
panah. Bagian pelepah daun digunakan sebagai alat bantu dalam proses peramasan
pati sagu.
Di
wilayah Sorong Selatan, tiap marga memiliki dusun sagu. Dusun sagu ini kemudian
dimanfaatkan tidak hanya sebagai sumber pati, namun juga merupakan tempat untuk
melakukan perburuan, baik itu berburu babi hutan, kasuari, ulat sagu dan jenis
hewan liarnya yang dijadikan sebagai bahan pangan sumber protein.
Selain
sumber pati dan hewan buruan, dusun sagu juga merupakan sumber sayuran,
beberapa jenis tanaman tertentu adalah jenis sayuran yang biasanya dipanen oleh
masyarakat sebagai bahan pangan. Jenis sayuran tersebut antara lain pakis
(jenis tanaman paku-pakuan), genemo, dan beberapa jenis tanaman sayuran lainnya
(HT).
Mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan |
Proses Peramasan Aci Sagu oleh Masyarakat di Kampung Nakna, Sorong Selatan |
No comments:
Post a Comment