PDD-AK Kabupaten Sorong Selatan
merupakan salah satu pendidikan vokasi di Provinsi Papua Barat. PDD-AK
Kabupaten Sorong Selatan menyelenggarakan pendidikan vokasi yang focus pada
pengembangan komoditi sagu. Dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, PDD-AK Kabupaten
Sorong Selatan menyelenggarakan kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) bagi mahasiswa.
PKL merupakan mata kuliah kerja
yang dilakukan mahasiswa di perusahaan/lembaga lain yang memiliki keterkaitan
keilmuan dan/atau keprofesian dengan latar belakang progam pendidikan
mahasiswa.
Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah
sentra pertumbuhan tanaman sagu. Sebanyak
6 orang mahasiswa PDD AK Kabupaten Sorong Selatan melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan semester genap 2016/2017 di kabupaten ini. Musa Koibur, STP., selaku panitia pelaksana
menjelaskan bahwa PKL mahasiswa PDD AK Kabupaten Sorong Selatan diarahkan ke
Luwu Utara bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
dan keterampilan mahasiswa selain itu mahasiswa diharapkan mampu hidup bermasyarakat
selama kegiatan di Luwu Utara. Melalui kegiatan ini diharapkan juga
dapat membuka jaringan kerjasama antara PDD AK Kabupaten Sorong Selatan dengan
lembaga-lembaga atau instansi terkait yang focus pada pengembangan sagu.
![]() |
Pengamatan Morfologi Tanaman Sagu |
Adapun
kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama di lapangan adalah : pengamatan morfologi, pemeliharaan,
penyiapan
bahan tanaman sagu, pascapanen sagu, survey pasar usaha
sagu, kunjungan ke industri, dan kegiatan pengabdian masyarakat. Dalam pelaksanaannya setiap mahasiswa
didampingi oleh pendamping lapangan. Pengamatan morfologi sagu dilakukan pada kebun
percobaan tim riset sagu Universitas Hasanuddin. Kebun
ini juga merupakan kerjasama antara Universitas Ehime Jepang dengan Universitas
Hasanuddin. Pengamatan morfologi tanaman sagu didampingi langsung oleh Prof.
Oxo Sawa.
Askar M Andi Ladang, selaku ketua
lembaga kampung sagu Pangkajoan menyambut baik mahasiswa PDD-AK Kabupaten untuk
melaksanakan PKL di daerah /kampung binaannya. Lembaga kampung sagu merupakan lembaga yang
bergerak dan berfungsi mewadahi masyarakat pemerhati sagu. Pada kesempatan
tesebut, ketua lembaga kampung sagu sangat berharap, jalinan kerjasama antara
PDD-AK Kabupaten Sorong Selatan dan
lembaga kampung sagu Pangkajoan dapat terus berlanjut demi kepentingan
pengembangan sagu sebagai sumber pangan masa depan.
Pada kesempatan tersebut, mahasiswa PDD
AK Kabupaten Sorong Selatan juga melakukan kegiatan pelatihan pembuatan kue berbahan
dasar sagu. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan ibu-ibu rumah tangga di
kampung Pangkajoan. 2 jenis kue sagu dalam kegiatan pelatihan tersebut adalah jenis kue Choco Nut Sagu Cookies dan Cinamon sagu Cookies.
Pelatihan pembuatan produk kue sagu |
Pada
akhir kegiatan praktek, mahasiswa PDD-AK Kabupaten Sorong Selatan mendapat
kesempatan untuk mengunjungi kampus Universitas Hasanuddin dan melaksanakan
kegiatan seminar hasil kegiatan PKL. Dari seminar hasil kegiatan PKL tersebut,
Ester Aflili, salah satu mahasiswi PKL menjelaskan bahwa petani sagu di kampung Pangkajoan mengolah
sagu kemudian dijual dalam bentuk tepung basah yang diisi dalam tumang. 1
tumang berisi 15 kg tepung basah memiliki harga Rp. 35.000,- itu berarti 1 kg
tepung basah rata-rata dihargai Rp. 2.400/kg. Sagu basah ini kemudian dijual dari petani ke pedagang pengumpul. Rata-rata pedagang
pengumpul mampu membeli sampai dengan 100 tumang. Dari pedagang pengumpul, tepung basah
kemudian dijual ke pasar Masamba. Di Pasar Masambah, tepung basah diolah menjadi
tepung kering dan kemudian dijual lagi kepada industri rumahan (home industry), dan juga industri besar
yang memproduksi kue-kue sagu.
Selain ke pasar Masamba, rantai pasar tepung basah juga sering dijual sampai ke pasar-pasar di Palopo. Produk tepung sagu yang sudah sampai pasar makasar biasanya sudah dalam bentuk produk kue olahan. Selain mengusahakan tepung basah, Ester menjelaskan juga bahwa petani pemilik kebun sagu juga memperoleh pendapatan sampingan dari membuat atap dari daun sagu. Satu buah atap dihargai Rp. 3000. Atap daun sagu biasanya dipasarkan di lingkungan kampung atau beberapa kampung sekitar untuk digunakan sebagai atap rumah ataupun atap kandang ternak ayam.
Selain ke pasar Masamba, rantai pasar tepung basah juga sering dijual sampai ke pasar-pasar di Palopo. Produk tepung sagu yang sudah sampai pasar makasar biasanya sudah dalam bentuk produk kue olahan. Selain mengusahakan tepung basah, Ester menjelaskan juga bahwa petani pemilik kebun sagu juga memperoleh pendapatan sampingan dari membuat atap dari daun sagu. Satu buah atap dihargai Rp. 3000. Atap daun sagu biasanya dipasarkan di lingkungan kampung atau beberapa kampung sekitar untuk digunakan sebagai atap rumah ataupun atap kandang ternak ayam.
![]() |
Survey petani sagu |
Ir.
F A Paiki, MS, selaku koordinator pengelola PDD AK Kabupaten Sorong Selatan dan
atas nama rector Universitas Papua, menyampaikan terimakasih kepada Rektor Universitas Hasunudin, Universitas
Ehime, Pemda Kabupaten Luwu Utara, Pengelola PDD AK Kabupaten Sorong Selatan, Tim
Riset Sagu Universitas Hasanudin atas kerjasama yang baik melalui kegiatan PKL
mahasiswa PDD AK Kabupaten Sorong Selatan. Ir. F A Paiki, MS., juga menyampaikan apresiasi kepada Masyarakat
Kabupaten Luwu Utara, Kepala Distrik
Malangke Barat, kepala Kampung Pangkajoan, Lembaga Kampung Sagu, Keluarga Daeng
Opu Elyas, Prof. Oso Xawa, Bapak Askar M Andi Ladang (Ketua Lembaga Kampung
Sagu), Bapak Akmal Patangngari (sekretaris lembaga kampung sagu), Bapak Sudirman
(mani)-supervisi lapangan, dan Bapak Mappanyoki.
Dari kegiatan PKL ini, diharapkan mahasiswa PDD-AK Kabupaten Sorong Selatan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang pengelolaan sagu, dan selain itu juga dapat menjadi perbandingan pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan sagu di Kabupaten Sorong Selatan. (Humas AKNESS).
No comments:
Post a Comment